Surga itu Diriku Sayang, diperuntukkan untuk orang yang hatinya bersih. Bersih dari iri dengki dan segala yang bathil dan tidak haqq. Bersabarlah atas kepedihan di dunia ini Diriku Sayang, hidup di dunia ini tidak lama. Sekejap saja. Ingatlah keindahan sejati memandang Wajah-Nya Ta’ala. Segala kenikmatan keindahan di dunia ini, hanya 1 dan disimpan-Nya 99 di Sisi Dia Ta’ala. Bersabarlah. Menangislah jika ingin menangis. Sesungguhnya tiap tetesan air matamu akan melunakkan hati yang keras. Ingatlah dirimu yang kuat dulu, yang menyerahkan semua ke dalam Kehendak Allah Ta’ala. Ikuti tiap ayunan Kehendak-Nya. Dia Yang Maha Tahu semuanya. Yang Maha Mengatur semua demi kebaikan hamba-Nya. Semoga di ujung nanti kau temukan Cinta Sejati. Ketika siapapun makhluk tidak mengalahkan cintamu pada Sang Maha Cinta. Dan debaran dan getaran cinta tiap kali terasa karena keimanan dan keyakinan bahwa Allah selalu berada bahkan lebih dekat dari urat leher. Segala kepedihan lalu tiada arti lagi. Semua rela dijalani demi cinta Sang Maha Cinta.
Archive for ◊ 2022 ◊
Di suatu masa dulu, hanya ada aku dan kau. Lalu hadir seorang anak, hidup kita jadi lebih berwarna. Belajar menjadi orangtua baru. Hidup prihatin. Tapi aku bahagia.
Masa berikutnya, penghidupan semakin membaik. Roda dua berganti roda empat saat anak kedua akan lahir. Cikarang-Jakarta tak lagi naik angkutan umum. Alhamdulillah aku tetap bahagia.
Berikutnya lagi, tak lama setelah buah hati ketiga lahir, status berubah lagi dari penyewa menjadi pemilik sebuah rumah.
Anak keempat, masanya jaya sebagai penjual online.
Anak kelima, lahir di negara Singa.
Anak keenam. Alhamdulillah sudah menetap lagi di tanah air sendiri.
Anak ketujuh. Kebahagiaan kita bertambah-tambah lagi.
Terima kasih sudah memberi kebahagiaan lahir batin untukku. Di suatu masa dulu aku bahagia memulai hidup bersama denganmu. Dan alhamdulillah, sampai kinipun aku justru semakin bahagia.
Jakarta, 27 Maret 2022, 21.45
Alhamdulillah, segala puji hanya bagimu Allah, beberapa hari ini aku diliputi kebahagiaan dan rasa syukur mendalam. Bahagia karena aku baru saja berulang tahun ke-41 dan kami baru melewati ulang tahun pernikahan ke-21.
Aku seperti melewati babakan baru dalam perjalanan pernikahan kami. Kemarin sempat terlantun doa dalam hatiku. “Ya Allah… alhamdulillah Engkau telah memberiku suami yang begitu baik. Ya Allah…seberat apapun keadaan di depan, janganlah Engkau buat aku melupakan segala kebaikan suamiku. Jika sewaktu-waktu mungkin hatiku sakit, pasti itu bukan sesuatu yang disengaja olehnya. Aku bersaksi bahwa Mas adalah suami yang amat baik.”
Terima kasih ya Sayang, telah mengisi hariku dengan teramat banyak kebahagiaan. Kau membuatku merasa sangat istimewa.
Aku tengah belajar menata perasaanku. Bagaimana menerima takdir dengan hati yang lapang. Tak peduli bagaimana keadaan di luar.
Aku merasa banyak sekali nikmat yang tercurah atasku, tapi aku sedikit sekali bersyukur. AstaghfiruLlah…astaghfiruka wa atuubu ilaik.
Kebahagiaan yang kurasakan di dunia ini, betapapun indahnya, hanya setitik dari kebahagiaan abadi di akhirat nanti.
Ya Allah, kebahagiaan sejati adalah perjumpaan dengan Wajah-Mu Ta’ala. Perjumpaan yang memuaskan dahaga kerinduan Para Perindu.
“In a relationship, when communication starts to fade, everything else follows.”
Well…look who’s talking ? 🙄🤔😲
Kata orang, banyak penyesalan yang dirasakan seseorang di penghujung usianya adalah, ia tidak cukup banyak mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya kepada orang-orang terkasihnya.
Rasa cinta dan sayang itu ada demikian besar, tapi tidak ternyatakan dalam kata sehingga kurang terasa.
Malam ini aku merenungi perjalanan panjang kisah hidup kita berdua. Yang kemudian terjadi adalah aku tak dapat menahan airmata mengingat kebaikan-kebaikanmu sebagai pasangan hidupku selama ini.
“Aku makin mencintaimu saat ini.” Katamu beberapa hari yang lalu. Kata-kata yang tak kuragukan kebenarannya karena demikian dalam terasa.
Pembuktiannya sudah kau tunjukkan selama bertahun-tahun kita menikah. Betapa kau adalah suami yang sangat sabar membimbingku dan anak-anak. Betapa kau banyak menahan diri dari sikapku yang kadang kurang berkenan. You know me better than anyone else. Kau adalah sahabatku. Tidak ada yang lain lagi.
Maaf bila pelayananku kurang selama mendampingimu. Maaf bila sikap ngeyel dan kerasku terasa menjengkelkanmu. Maaf bila kata maaf susah terucap dari mulutku.
Aku berharap kebersamaan kita tidak berhenti sampai dunia ini saja, tapi berlanjut di syurganya Allah nanti. Karena keterpisahan dengan Kekasih Hati adalah nerakanya Pencinta Sejati.
I love you, Mas…