Archive for the Category ◊ My Kids ◊

24 Apr 2013 Tindakan Nyata
 |  Category: My Kids, My Self, Refleksi  | Leave a Comment

Just came back from G5 PYP Exhibition at Abang’s school. Tema besarnya tentang ‘Sharing The Planet’. Tentu saja dengan begitu globalnya tema ini hampir semua topik bisa dihubung-hubungkan ke sini. Anakku mengambil tema ‘Game Addiction’. Rekan sekelasnya yang lain memilih tema bullying, global warming, stay green (highlighting about deforestation), and poverty.
Amazed dengan anak-anak di sekolah internasional ini. Begitu berani, aktif dan outspoken. Tapi bukan ini yang hendak kubahas.

Setiap tema pasti diawali dengan penjelasan mengenai pengertiannya. Lalu dijabarkan solusinya. We must….we should….we have to…bla bla bla. “Let’s reduce, reuse, recycle to keep our planet green.”
“Let’s help the poor.” Or “Stop bullying!” And suddenly I think… Kayaknya teori seperti ini kita semua sudah faseh ya. Sudah tahu betul kan ‘yang seharusnya’ itu seperti apa. Semua orang tahu korupsi itu dosa, memiskinkan orang lain. Hidup harus jujur. Jangan malas. Bantulah orang tak mampu. Jangan buang sampah sembarangan. Tapi seberapa dari ajaran itu yang terimplemetasi di hidup kita sendiri. Hehe…sebenernya yang nulis tulisan ini juga masih amat sangat banyak ga benernya sih. Tapi ga perlu lah kan ya mengumbar aib diri sendiri *grin*

Alangkah aman damai sejahteranya dunia ini kalau setiap kita mengamalkan kebaikan yang kita tahu.

26 Apr 2012 Titipan
 |  Category: My Family, My Kids, Refleksi  | Leave a Comment

Anak-anak itu telah Kau titipkan padaku, Tuhanku. Dengan segala kekuranganku kumenerima mereka titipan-Mu yang indah itu yang sering ku tak menyadari keindahannya.

Kau izinkan mereka tumbuh dalam rahimku dengan Ke-Rahim-an- Mu. Ajari aku Tuhanku bagaimana mendidik dan membimbing mereka.

Limpahkan kesabaran luar biasa yang tak terlupa meskipun badan dan ragaku tengah letih.

Betapa aku menyayangi mereka: anak-anakku. Anugerah terindah dalam hidupku.

Terima kasih Tuhanku atas titipan-Mu.

02 Mar 2010 Siklus
 |  Category: My Family, My Kids, My Self, Refleksi  | One Comment

Kesibukan yang luar biasa kadang membuat kita lupa untuk menikmati hidup. Tadi pagi aku berjalan santai bersama anak-anak setelah, seingatku, nyaris 2 bulan lebih kami banyak berdiam diri di rumah dan hanya keluar ketika akhir pekan.

Hangat rasanya diterpa mentari jam 10 pagi yang kebetulan tak bersinar terlalu garang. Kami berjalan santai sambil bercerita. Tentang daun dan rumput. Tentang tanah dan kupu-kupu. Tentang matahari dan bunga. Sepertinya aku yang mengajari mereka, malaikat-malaikat kecilku: Aslam, Halim dan Nuri yang tengah tenang dalam buaian. Tapi nyatanya justru aku yang banyak belajar. Aku bercerita tentang warna daun yang hijau, yang di sela-selanya ada daun yang telah kuning menua. Dan ada pula daun yang telah gugur ke atas tanah: rapuh, coklat, mengering. Tanpa sadar aku telah belajar tentang siklus hidup itu sendiri. Bagaimana kita kanak-kanak, remaja, dewasa, menua, hingga akhirnya ajal pun tiba.

Dadaku menghangat. Mataku berkaca. Aku terharu. Betapa Allah menaburkan tamsil pada segala sesuatu yang hadir di dunia ini. Kisah hidup daun itu sejatinya adalah kisah hidup kita juga.

Kita hidup dalam masa yang amat singkat: lahir, dewasa, menua. Tamsil itu telah nyata ada dalam Kitab-Nya, tapi amat sedikit orang yang mau mengambil pelajaran darinya.

Lumayan juga ‘oleh-oleh’ hasil jalan santai kami siang ini. Selain beberapa cemilan ringan dan minuman dingin, sedikit bekalan ajaran tauhid untuk anak-anak, aku juga membawa pulang segenggam pelajaran hidup.

Friday, February 05, 2010, 23.03

14 Jan 2010 Pesan untuk Anakku
 |  Category: My Family, My Kids, My Self, Refleksi  | One Comment

Baru saja di tivi kudengar berita miris tentang seorang bapak memperkosa anak angkatnya karena menonton film porno. I sudden remember about all my children. Aku resah gelisah mencemaskan bagaimana mereka melewatkan masa puber nanti dengan konsisten berpegang pada aturan Allah.

Hampir 8 tahun usia anak tertuaku sekarang. Waktu terbang begitu cepat. Sebagai orangtua kadang kita tergagap menghadapi perkembangan anak-anak yang begitu pesat. Bekalan belum cukup tapi perjalanan harus berlanjut. Masa terus dipergilirkan. Masa mereka akan berbeda dari masa kita. Mungkin dahulu waktu kita kecil, belum ada orang gila yang tega menyisipkan film porno dalam film anak-anak. Mungkin dahulu waktu kita remaja, belum lazim koneksi internet yang mudah diakses setiap orang. Tapi lihat sekarang? Semua hal yang ingin kamu cari ada di dunia maya itu, Anakku. Maka pesan Bunda untukmu: pilihlah input yang baik, sehingga yang keluar darimu adalah output yang baik. Jaga dirimu dari segala hal yang sia-sia dan merusak otakmu. Bergaullah dengan teman yang positif yang dapat menjagamu dari perilaku yang merugikan orang lain. Betapa banyaknya orang yang keberadaannya di dunia ini bernilai negatif hanya karena mereka salah dalam menentukan pilihan. Mereka salah dalam memilih apa yang mereka tonton, baca, dengar, gauli, sehingga otak mereka rusak dan tidak dapat berpikir hal lain selain keburukan. Gunakan masa mudamu untuk hal-hal yang bermanfaat. Kendalikan hormon masa muda yang meletup-letup dengan menyalurkannya ke berbagai aktivitas positif. Jadikan Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pegangan hidup. Yakin pada diri sendiri dan jangan melulu tunduk pada apa kata orang. Tanyalah nuranimu sebelum bertindak. Bila baik, maka berkeras hatilah melaksanakannya. Bila buruk, maka berusaha kuatlah menghindarinya. Ada Bunda dan Ayah di sini yang bersedia menjadi temanmu manakala kau butuh teman. Kami berusaha untuk tidak menghakimimu bila suatu saat kau membuat pilihan yang salah. Karena kesalahan ada agar kita dapat belajar tentang yang benar. Tapi jangan juga kau marah pada kami bila apa yang kami pikir benar ternyata tidak benar bagimu, karena sebagai orangtua, kami pun masih harus banyak belajar. Kehidupan adalah sekolah yang tak mengenal kata lulus, Anakku. Aku, ayahmu, kamu dan semua orang adalah murid sekolah kehidupan yang harus terus belajar sampai tiba hari diperhitungkan amal-amal.

Thursday, January 14, 2010, 03.15

14 Jan 2010 Happy Mother’s Day
 |  Category: My Family, My Kids, My Self  | Leave a Comment

Life is so full of surprices especially when you are a mom, taking a snap of nap and leaving your toddler alone. Here’s my today story. Sebelum tidur siang sebentar aku membuatkan susu untuk dua balitaku, Aslam dan Halim. “Bunda, tidur sebentar ya Nak. Kalo pipis siram yang banyak ya. Jangan berantem terus ya.”

Dan ketika baru saja bangun, selalu ada saja ‘kejutan’ yang kudapati. Hari ini adalah bongkahan p*p yang tersebar di beberapa tempat. Kalau aku kilas balik kejadian yang dulu-dulu, kejutannya bisa beraneka macam. Pernah aku mendapati sofa yang penuh berlumur debu dan tanah, serbuk minuman yang berserakan lengket karena tercampur dengan air seni, atau bak mandi yang putih butek (bukan bening) karena dituangi hampir sebotol bedak, dan lain sebagainya.

It’s never been easy of becoming a mom. Tapi dalam kebanyakan kasus itu, karena tubuhku sudah segar sehabis istirahat, maka aku bisa membereskan semuanya dengan tenang. Yang membuat uring-uringan adalah ketika aku lelah misal karena keasyikan terlalu lama duduk di depan komputer. Too much of doing something can surely makes your life imbalance.

Aku menulis ini dalam rangka merayakan Hari Ibu yang tepat jatuh tanggal 22 Desember. Selamat Hari Ibu, semua. Selamat menikmati suka duka menjalani peran mulia ini…

Surabaya, Tuesday, Dec 22, 2009, 12.35