29 Apr 2007 A Story
 |  Category: Serba-serbi

Wednesday, April 25, 2007, 22.52

Ini drama manusia. Dipaparkan jelas di depan mata kita. Untuk diambil pelajaran dan direnungi. Bukan sekedar dijadikan bahan omongan.

Antara cinta dan harta. Mana yang akan dipilih. Kalau memilih bukan suatu pilihan mungkin itu pilihan terbaik. Lebih baik dilimpahi kedua-duanya. Tidak bergelimang harta tapi minus cinta. Tidak juga berlimpah cinta tapi minus harta. Tapi seandainya  memang harus memilih, aku tentunya memilih yang kedua.

Yang sering terjadi memang begini. Banyak harta orang lalu lupa diri. Lupa masa sulit yang dibangun susah payah bersama. Kalau dulu makan sepiring berdua, sekarang lain cerita. Habis manis sepah dibuang. Bagai kacang lupa kulitnya. Enak di elo, ga enak di gue.

Apalagi kalau banyak godaan di luar. Lihat yang seger-seger yang enak dipandang mata. Doku banyak, mau ngapain aja bisa. Iman di dada ga ada. Yo wis, bisa ditebak kelanjutan ceritanya. Skandal. Selingkuh. Affair. WIL.

Ga inget sama istri yang susah payah jaga anak di rumah. Kerjaan bertumpuk ga ada habisnya. Sementara suami asik main gila di luar. Edan. Mana hati nuranimu, para suami.

Mungkin terpikir yang di rumah juga sesekali. Tapi api asmara sedang panas membara hingga tak ingat apa-apa. Kasihan sang istri. Mendoakan dan menunggu dengan harap-harap cemas di rumah. Bersama anak-anak. Mengharap suami kembali ke pangkuan. Tapi hati yang telah ternoda takkan pernah kembali utuh. Ada noktah hitam menempel di sana. Suatu serpihan dosa. Karena mengenang seseorang yang tak sepatutnya dia kenang. Terlebih bila hubungan telah menjadi begitu intim.

Duh, sungguh kasihan kau istri. Mungkin membalas lebih puas. Tapi bila kau sabar, ada ganjaran­-Nya yang lebih luas.

*inspiredbythestoryoftorasudiro-anggrainikadiman&miekeamaliainbetween*

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

4 Responses

  1. 1
    widiati 

    mba.boleh komen kan?? salam kenal, saya widi suka jalan2 ke blog orang hehehe
    waduh jadi bener berita tentang tora? hmm speechless
    yang sabar yah buat istrinya jangan membalas, karena kalau kita membalas brarti apa bedanya kita sama doi.

  2. 2
    Intan 

    semua hal pasti ada penyebabnya dan penyebabnya tidak hanya satu pihak, pasti kedua pihak. kita ga bisa menjudge adalah kesalahan suami yang ‘main gila’ sementara istri cape kerja keras dirumah. bisa jadi mereka memang bermasalah, banyak hal yang menyebabkan seseorang terdorong untuk mencari ‘pelarian’ di tempat lain selain rumah dan keluarganya. tidak ada hal atau orang yang sempurna, tidak seperti sinetron dimana dalam satu keluarga, ada yang baik sekali dan ada yang jahat sekali. sungguh, kita benar-benar tidak tahu apa yang orang lain rasakan lho, jadi jangan mudah memberikan label ‘orang jahat’ atau ‘tidak baik’ pada seseorang. everything is happen in purpose of Allah SWT.

  3. 3
    nurulnoer 

    Tentu boleh dong Mba Widi. Malah saya seneng ada yang komentarin. Berarti ada yang baca. Salam kenal juga:)Salam manis juga untuk si kecil Yasmin ya…

  4. 4
    nurulnoer 

    Duilee Intan… komentarnya serius bgt. Sekalian klarifikasi untuk semua ya. Cerita ini tidak dimaksudkan sebagai actual happening dan sama sekali tidak ada maksud untuk menjudge atau melabeli seseorang. Cuma menerka-nerka dan mencoba merekonstruksi fenomena perselingkuhan yang umum terjadi, dari sudut pandangku sebagai seorang istri dan wanita. Mencoba melihat fenomena itu dari perspektifku sendiri. Tag di bawah cuma catatan kecil, of what triggering me to write this story. After I read an article in Nova tabloid.

    So, sorry ya Om Tora!

Leave a Reply » Log in