Apakah layak aku mengadukan Tuhanku pada makhluk?
Author Archive
Truly, what people say might affect you in a way or another. But it’s up to us how to react upon it. Kebenaran dari yang dikatakan bisa kita nilai dan rasakan sendiri. Yang aku tahu alhamdulillah selama 21 tahun ini pernikahanku adem ayem, sangat jarang sekali sampai nyaris tak pernah kami bertengkar hebat. Kami selalu bisa menjadi tempat yang nyaman satu sama lain. A comfort place for each other.
Kalau aku sedemikian emosionalnya, mana mungkin 7 orang anak bisa bertumbuh kembang dengan baik. Nyaman di tengah kedua orangtuanya, tertib ibadahnya, baik prestasi sekolahnya.
Ketika sedang goyah, kadang diri perlu afirmasi seperti ini. Mencocokkan apa yang dikatakan orang dengan kenyataan yang kita rasakan sendiri. Orang bisa berkata apa saja. Tapi kebenarannya kita sendiri yang tahu. Mustahil memang, menyenangkan semua orang. Jadi anggap penting pada yang memang perlu dianggap penting. Sisanya, abaikan saja.
Perempuan biasa pasti akan murka ketika mengetahui suaminya akan menikah lagi. Jangan jadi perempuan biasa.
Perempuan biasa akan selalu mengeluh kerepotan mengurus anak. Jangan jadi perempuan biasa.
Perempuan biasa akan selalu menguatirkan bagaimanakah masa depan bila anakku banyak. Jangan jadi perempuan biasa.
Jadilah perempuan luar biasa dengan kesabaran luar biasa.
Sore ini aku membereskan berkas-berkas. Harus memperbanyak akte lahir anak yang memasuki jenjang sekolah baru. Kutemukan aktemu juga. Dan lalu ijasah SD, dan ijasah SMP, dan jenjang sekolah berikutnya. Dan juga semua sertifikat berharga yang kita kumpulkan bersama. Aku mengingat betapa panjangnya sejarah kebersamaan kita. Akar kita tumbuh pada tanah yang sama. Maka bila akar itu tercerabut, apa mungkin tanaman itu dapat tumbuh?
Kita tak pernah tahu hari esok, maka nikmati saja hari ini.