05 Nov 2009 Bagaimana Besok?
 |  Category: Refleksi

Aku mengalami ini tepat pada malam Senin, malam sebelum kepulangan orangtuaku ke Jakarta. Nuri terjaga agak lama. Wajar, dia sudah tertidur pulas seharian. Ia tidur bila kugendong, dan membelalak begitu dibaringkan. Tengah malam itu aku sudah sangat lelah. Berharap suamiku dapat bergantian menjaga. Tapi rupanya saat itupun dia sangat lelah dan tak mampu bangkit dari tidur. Lantas aku menggendong sambil duduk menangis, memohon kekuatan dari Dia Sang Maha Kuat.

Di ruang tivi, Aslam dan Halim tidur ditemani kakeknya. Halim yang memang manja kepada kakek neneknya rewel tak henti-henti. Tidurnya tak tenang. Minta ini dan itu. Minta ‘putih dingin’ alias air putih dingin. Minta garuk. Minta elus. Minta susu berulang kali. Aku saja sampai sebal mendengarnya. Tapi ayahku melayani sebisa mungkin dengan sabar.

Lantas terpikir: Bagaimana besok seandainya orangtuaku sudah tak ada? Rasanya tak sanggup kalau aku harus menjaga semuanya sendirian. Padahal hanya malamlah waktu istirahatku. Siang hari ada setumpuk pekerjaan menunggu. Terlebih, usai kepulangan orangtuaku, aku benar-benar jadi single fighter. Bagaimana besok seandainya…? Bagaimana besok sekiranya…? Tiba-tiba aku sadar telah berpanjang angan. Setan telah mempertakutiku dengan kekhawatiran akan masa depan. Aku telah tak berpijak pada kekinian. Mengapa harus menangisi kesusahan akan datang yang belum tentu terjadi? Lucu sekali aku ini. Lantas aku menghapus air mataku. Ketakutan akan hari esok kadang membuat kita menjalani ‘sekarang’ dengan kurang kebersyukuran.

Kenyataannya, keesokan malamnya, Halim tidak serewel yang aku kira. Ia hanya terbangun sesekali. Jauh dari yang sebelumnya aku khawatirkan. Alhamdulillah ya Allah, atas pelajaran hari ini.

Thursday, November 05, 2009, 17.34

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

4 Responses

  1. anak pertama pernah membuatku sering diam-diam menangis serupa. 3 anak berikutnya sudah kebal, atau kebas? Asal bukan bebal hehehe…. Keep strong!

  2. 2
    Sandra Mungliandi 

    Ass..
    Salam kenal.

    Jika boleh tahu, usia berapakah Nuri saat ini ?
    Saya memiliki bayi usia 6 bln. Jika, Nuri berusia dibawah 3 bln, saya memiliki tips untuk membantu bayi bisa tidur lebih lama. Tips ini dibuat oleh dokter Harvey Karps, bukunya berjudul The Happiest baby on the block (buku indo : bayi paling bahagia sedunia).

    Semoga membantu

  3. 3
    Sandra Mungliandi 

    Salam kenal.

    Jika boleh tahu, usia berapakah Nuri saat ini ?
    Saya memiliki bayi usia 6 bln. Jika, Nuri berusia dibawah 3 bln, saya memiliki tips untuk membantu bayi bisa tidur lebih lama. Tips ini dibuat oleh dokter Harvey Karps, bukunya berjudul The Happiest baby on the block (buku indo : bayi paling bahagia sedunia).

    Semoga membantu

  4. kuatnya buuu.., driku aja yang baru punya anak satu aja keteteran., tak terbayangkan dirimu bu…, tp btw, Tuhan memang Maha Pintar ya..,

Leave a Reply » Log in