19 Feb 2023 Buah Kesabaran
 |  Category: Uncategorized

Sarapan sudah siap terhidang di meja menyambut kedatangan suamiku. Dua bocah kecil sumringah menyambut ayahnya yang sudah 4 hari pergi. “Ayaaah! ” Sahla memanggil dengan tangan terentang minta digendong.

Sebelum pulang ayah sempat mengajak makan di luar. Tiba-tiba aku terpikir agenda lain yang sudah lama ingin kulakukan.

Beberapa waktu lalu, saat membereskan baju di lemari, aku mendapati bahwa semua kami mempunyai baju biru donker. Sepertinya pas buat foto keluarga dengan kompakan baju donker. Lantas terpikir untuk foto studio karena foto studio terakhir kami buat sekitar 6 tahun lalu saat anak masih 5. Artinya ada 2 anggota keluarga yang belum masuk di foto.

Karena baru sarapan, agak siang kami keluar rumah. Tentunya agendanya berfoto dulu sebelum penampilan berubah berantakan.

Jam 12 kami sampai di MariPro Depok. Ternyata sebetulnya harus bikin appointment dulu. Tapi karena keadaan sedang agak longgar, janji klien setelahnya adalah jam 13.00, akhirnya kami diterima. Ini Alhamdulillah pertama. Bisa foto dengan go show. Langsung tanpa perjanjian.

Tadinya bercita-cita mau makan di Resto Sunda tapi ternyata anak-anak mau makan di Bakwan Malang persis di sebelah studio. Karena tinggal jalan, parkir mobil tetap di depan studio, walau sebenarnya keperluan sudah selesai. Di situ kami juga bisa Sholat Zhuhur. Ini Alhamdulillah kedua. Bisa ibadah in time walaupun tidak on time.

Hilya rupanya belum puas jalan. Masih mau main ke mall walaupun sebagian anak lain sudah ingin pulang. Ihya ingin ke Gramedia. Di Gramedia, dia membeli 3 buku. Di sana juga ada sepeda anak. Ia merengek minta sepeda karena teman-teman mainnya di rumah sudah punya sepeda semua. Pengais bungsu yang jaraknya 7 tahun dari kakaknya ini memang sudah tak punya barang lungsuran kakaknya. Karena jaraknya terlalu jauh. Ayah bilang nanti kita cari di toko sepeda, tapi ia tetap merengek. Ujung-ujungnya dikabulkan ayah. Judulnya hari ini Hilya menang banyak. Lucu mendengar komentarnya: “Akhirnya aku punya sepeda!” Ini Alhamdulillah ketiga.

Setelahnya kami pulang. Pas pulang sampai depan pintu rumah pas gerimis mulai turun. Sebelum mobil terparkir benar, aku turun menyelamatkan jemuran. Selamat! Jemuran ga basah. Ini Alhamdulillah keempat.

Jam masih menunjuk setengah lima. Aku ngebut menyapu rumah yang tadi pagi ditinggalkan dalam keadaan berantakan Beres! Cepat karena dibantu Nuri membereskan mainan. Alhamdulillah kelima.

Setelahnya Sholat Ashar di rumah. Ini Alhamdulillah keenam.

Rasanya senang sekali semua urusan rampung dan selesai. Walau yang direncanakan ternyata berbeda dari yang kejadian, tapi ternyata lebih membahagiakan. Alhamdulillah tsumma alhamdulillah.

Aku menuliskan ini dalam rangka tahadduts bini’mah alias menyebut-nyebut kenikmatan dari Allah (Surat Adh-Dhuha:11). Bukan untuk pamer atau sombong. Melainkan mengungkapkan rasa syukur dan bahagia.

Everything feels like fall into place.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply » Log in