17 Jan 2022 Membalik Perspektif
 |  Category: Uncategorized

Belum lama ini ada kejadian yang menyesakkan dada. Tak perlu kutulis kejadiannya apa. Sering kali, di ujung kesedihan, saat yang kuandalkan hanyalah doa, Allah memberiku kelapangan dengan membalikkan perspektif atau cara pandangku.

Saat hatiku sakit, Allah meneguhkanku dengan perasaan berbeda dari sebelumnya. Bila sebelumnya ada cemburu, kadang-kadang beralih jadi rasa kasihan. Bila sebelumnya sebal, malah berbalik jadi perasaan ingin menjadi penyokong utama yang setia.

Sayang, apa ya yang berubah setelah poligami ini? Rasanya kau makin mencintaiku. Obrolan-obrolan kita tetap cair. Kita sering tertawa walau tanpa bercakap sepatah kata. I want to be your biggest supporter. Saat lelah di luar sana, kau menjumpaiku sebagai tempat bersandar. Saat pusing, kau menemukanku sebagai tempat menenangkan pikiran. Maaf kalau sekali waktu justru aku yang jadi sebab kepusinganmu. Aku ingin terus mendampingimu. Sesekali aku ingin lari, tapi lantas terpikir, nanti siapa yang temanimu? Nanti siapa yang bisa membaca pikiranmu walau tanpa berkata. Dan sebaliknya, bagi diriku pun begitu. Siapa yang mengenaliku sebaik dirimu.

Aku mestinya bersyukur mendapat suami yang taat amr. Aku semestinya mendukung ia berlaku adil. Walau kadang amat berat buatku. Tapi hey, hidup kan ga cuma di dunia.

Hey You! Yang pandai menyimpan cerita dan aib. Aku tahu tak selamanya hal mulus terjadi di sana. Leburkan kesusahanmu padaku. Tak perlu bercerita. Dekap saja aku.

Sudah hampir 21 tahun loh kita bersama. Kalau dikumpulkan foto kita berdua, entah akan menjadi berapa album. Masa’ aku jadi pelit siy memberi kesempatan tetangga sebelah yang baru saja memulai babak barunya. Mungkin dia baru bahagia sekarang? Masa’ siy orang ga boleh bahagia. Mudah-mudahan kikisan-kikisan ini bisa menjadikan hatiku bersih. Bisa berbahagia yang tulus atas kebahagiaan tetangga sebelah, eh, orang lain. Karena sejatinya kau kan tak pernah hilang dari sisiku ya.

Ayo kita bikin setan nyungsep karena bisikan-bisikannya yang gagal total. Setan kan kalau orang pacaran digoda untuk selalu bermaksiat bersama. Kalau orang sudah menikah, malah dikipas-kipas agar berpisah. Maaf ya setan, dengan kekuatan dari Allah, insya Allah kita tetap solid. You may come home empty-handed karena gagal membuat runyam hubungan kami sebagai suami istri.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Leave a Reply » Log in