Kadang-kadang kita mendengar atau membaca kisah hidup seseorang, begini atau begitu. Dari sekian puluh tahun perjalanan hidup seseorang pasti ada benang merah garis besar kisah hidupnya yang bisa diambil sebagai perjalanan. Orang luar memandangnya sebagai kisah, hanya sebagai cerita, tapi pelaku yang menjalaninya saat itu pasti tak mudah. Cerita itu selesai ketika masa hidup di dunia selesai. Lantas kita tahu bagaimana akhir cerita itu secara pandangan manusiawi kita, meskipun cerita sesungguhnya bagaimana pelaku menjalani hidupnya hanya Allah yang bisa menilai.
Temanku pernah bercerita tentang neneknya. Seorang wanita sholihah hafizhoh yang selalu menjaga sholat malamnya. Ujian kehidupannya ialah, suaminya selalu menikah lagi, entah dengan berapa wanita, saat dirinya yang beranak banyak sedang nifas. Tapi di akhir usia, suaminya meninggal di sisinya. Bahkan ada anak dari istri lain suami yang dirawatnya. Kisah hidupnya diceritakan demikian singkat oleh cucunya yang adalah temanku itu. Tapi sesungguhnya itu adalah perjalanan sekian puluh tahun dari Si Nenek.
Aku berpikir bahwa saat ini aku berada di tengah pusaran kehidupan yang aku belum tahu akhir ceritanya bagaimana. Apakah aku akan tenggelam, atau akan keluar dengan selamat dari pusaran itu. Dan apakah anak cucuku nanti akan menceritakan tentang kisah hidupku. Dan bagaimana kelak mereka akan menceritakannya.