Archive for ◊ 2022 ◊

24 Apr 2022 Aku Suka Saat Ini
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Alhamdulillah, aku berkesempatan Sholat Tarawih di mesjid di malam ke-23 Ramadhan ini. Suatu momen yang langka dan amat berharga bagi ibu yang mempunyai bayi dan balita. Hilya sedang di rumah Ummi dan Sahla dijaga Aslam di rumah.

Masya Allah nikmatnya sholat dengan kesejukan AC dan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah, diiringi suara merdu Sang Imam membaca ayat-ayat Qur’an yang suci. Sebuah nikmat lahir batin bagi jasad dan jiwa. Aku lalu teringat kenangan Tarawihku yang lalu saat masih kecil. Saat ke Mesjid di daerah Tulodong bersama teman-teman. Alhamdulillah aku termasuk anak yang tertib Tarawih. Selalu full mengikuti 23 rakaat Tarawih dan Witir. Juga kenangan ikut Tarawih di Depok saat tengah hamil besar anak pertama. Juga Tarawih di Mesjid UI yang membuatku berlinang air mata karena lantunan ayat-ayat Qur’an.

Begitu banyak masa yang dilewati membuatku tersadar, usiaku tak muda lagi. Sudah kepala 4. Sudah waktunya bertaubat dengan sungguh-sungguh.

Ya Allah, aku tak tahu entah sampai kapan aku bisa menikmati momen-momen ajaib seperti ini lagi.

23 Apr 2022 Sadness
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Kadang kesedihan datang tanpa diundang. Menyeruak masuk tanpa permisi. Kadang tak jelas sebabnya apa. Sayangnya ia seringkali tak datang sendiri. Ia kerap menggandeng penumpang gelap bernama pikiran-pikiran buruk. Aku tak bisa memenangkan pertarungan dengan pikiran buruk bila hanya mengandalkan diriku sendiri. Aku menyerahkan diriku pada Yang Maha Kuat.

Malam ini aku memandangi wajahnya. Dengan kesedihan, tapi tanpa pikiran buruk. Ia menjelma menjadi rasa iba dan keharuan. Apa jadinya bila aku tanpa dia dan dia tanpa aku? Sedang kami menguatkan satu sama lain. Dia nampak sedih bila aku bersedih. Dalam sedihku ia selalu menemani dan berkata: ” Jangan sedih lagi, ada aku di sini.”

22 Apr 2022 One Liner (17)
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Ampuni aku belum mengerti ya Allah

Ampuni ya Allah, aku belum mengerti

[CR, 21 Ramadhan]

16 Apr 2022 Mini Me
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Saat aku menanyakan sulung perempuanku apakah ia mau bergabung dalam acara buka puasa bersama angkatannya, ia menjawab ‘tidak’ dengan definitif. Tidak juga berubah pendiriannya setelah aku berulang kali membujuk bahwa itu adalah acara bukber terakhir di 6 tahun kebersamaannya di SD. Jawabannya singkat, tapi kupahami betul rasanya: “Aku ga punya teman, Bun.”

Aku pun sesungguhnya tidak punya seorang pun teman yang benar-benar selevel sahabat. Walaupun untuk acara-acara demikian aku cenderung hadir. Aku tahu betul rasanya seperti dia. Tak mudah untuk ‘fit in’ atau ‘blend in’ dengan teman-teman. Waktu masih sekolah dulu, teman-teman mengerubungiku sebatas kebutuhan mereka menyelesaikan tugas atau PR.

Tapi setelah aku pikir-pikir, ini bukan masalah. Memang pembawaan masing-masing orang yang berbeda. Tidak bisa dipaksakan. Sempat beberapa kali aku membincangkan ini dengan suami. Perihal anak-anak kami yang pendiam walaupun cerdas dan mempunyai prestasi baik di sekolah. Kesimpulannya, ya memang itu sudah pembawaan kami. Aku dan suamipun demikian. Mas pernah bilang bahwa teman dekatnya ya hanya aku. Sebaliknya, aku pun merasa demikian. Tidak ada yang ‘klik’ betul denganku kecuali pasangan hidupku. And I very grateful for that. At least, we can find comfort in each other companion.

Kembali lagi ke anakku. Setelah kutelisik, temannya yang cukup dekat adalah 2 teman main di lingkungan rumah. Cukup dekat tapi tidak teramat dekat. Kalau remaja seusia dia suka membuat konten Tiktok, anakku sangat anti bahkan untuk sekedar difoto. Dia hanya suka menonton. Kalau yang lain tergila-gila dan jadi K-Pop lover, anakku jelas-jelas tidak. Tapi menarik juga lanjutan perkataannya kemarin. “Aku dulu ga pendiem-pendiem banget, tapi terus jadi pendiem dan keterusan sampe sekarang. Nanti SMP aku ga mau pendiem dari awal ah.”

Mungkin baginya, yang sekarang sudahlah, toh, dia akan pindah ke sekolah baru tak lama lagi.

Anakku, jalan hidupmu masih panjang. Kelak kau akan tahu, yang terpenting adalah menjadi diri sendiri yang otentik. Orang mungkin tidak mengerti kita, it’s okay, as long as we true to ourselves. Jadilah saja dirimu sendiri, sebaik-baik dari dirimu sendiri.

13 Apr 2022 Work in Progress
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Sebuah hubungan yang melibatkan orang lain adalah sebuah work in progress. Berproses, tidak langsung sekali jadi. Butuh penyesuaian untuk dapat berada di posisi yang pas dan nyaman. Terlalu dekat, rawan gesekan. Terlalu jauh, terasa asing bagai bukan satu kesatuan.

Dalam masa menepi ini aku sedang menata hati. Berusaha selalu berdoa dan mendoakan kebaikan bagi semua. Bahagia rasanya saat hati sedang lapang. Hati menghangat bebas dari marah resah gelisah.

Seiring perjalanan, ada hal-hal yang kupelajari. Amat disayangkan saat-saat ketika hubungan berjarak, ada hal-hal yang menarik jadi urung dibincangkan. Ada momen-momen penting yang terlewat begitu saja. Sepi. Tanpa interaksi. Obrolan ringan tak ada. Apalagi percakapan mendalam.

Tentu saja aku ingin hal beranjak lebih baik dari sini. Dari titik ini. Dari saat ini. Karena sejatinya sebuah hubungan adalah sebuah work in progress. Akupun demikian, sebagai seorang pribadi yang masih dalam tahap work in progress.