27 May 2007 Ask Me to Write, Not to Speak
 |  Category: My Self

Sunday, May 27, 2007, 22.05

Buat teman-teman yang pernah bertemu muka langsung dengan saya pasti berpendapat bahwa saya ini pendiem banget. Waktu SD, ada sekelompok temen-temen cowok yang sekongkol menjauhi saya. Padahal dalam hatinya mungkin mereka naksir saya juga (ini baru ketahuan setelah saya mondok di pesantren, dari surat yang dikirim oleh mantan temen SD yang cewek yang se-SMP dengan mereka).

Waktu SMA, seingat saya, ga satupun temen cowok yang berani ngajak ngobrol duluan atau bahkan sekedar say ‘hi’. Mungkin karena segan pada saya yang kelewat pendiam. Sampai-sampai ortu sempat khawatir, ‘apakah anak gadisnya ini akan ‘laku’ lantaran kalau jalan saja selalu menunduk.

Waktu kuliah, yang berani ngajak ngobrol itulah yang sekarang jadi suami.

Saya dan teman2 wanita di Rohis SMA pernah menginap (mabit) bersama dan membuat sebuah game yang tujuannya untuk lebih mengenal satu sama lain. Kami duduk melingkar dan menuliskan kesan, pesan, nasihat dan/atau uneg-uneg apapun kepada masing-masing tanpa mencantumkan nama. Dan seperti bisa ditebak, kesan dan pesan terhadap saya hampir seragam. Saya terlalu pendiam. Padahal teman-teman beranggapan saya punya potensi besar yang belum tergali.

Entah kenapa, saya memang merasa lebih nyaman untuk menulis ketimbang berbicara. Dan ini baru benar-benar saya rasakan belakangan ini, bahwa menulis bukan sekedar pelepasan ekspresi bagi saya, melainkan juga makanan jiwa yang menyegarkan. Yang tanpanya saya merasa kehausan dan kelaparan secara intelektual. Kram otak.

Kalau ngobrol sama orang, saya kerapkali ‘mati topik’ dan merasa diri bukan teman ngobrol yang menyenangkan. Tapi kalau menulis surat, berlembar-lembarpun oke lah.

Alhasil, teman-teman yang mengerti saya lewat ngobrol sangatlah sedikit dan bisa dihitung dengan sebelah jari tangan.

So, my dear friends, please ask me to write, not to speak…

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

4 Responses

  1. 1
    Poppie 

    Kalo gitu terus nulis di blog ya…. Saya selalu baca meskipun gak selalu komen. Maaf ya….

  2. 2
    nurulnoer 

    Aduh, terima kasih ya Bunda, atas perhatian, support dan komen nya yang meng-encourage aku untuk menulis.
    Aku salut deh sama Bunda Poppie yang udah gaek tapi ga gaptek, terbuka terhadap perubahan jaman dan ga malu untuk terus belajar mengikuti perkembangan teknologi. Amat jarang loh, orang seusia Bunda yang mau dan bisa nimbrung dgn yang muda2 di Fs ini. Pokoknya aku salut deh…

  3. Alhamdulillah aku termasuk yang suka diajak ngobrol ma Nunuy….jadi menurutku Nunuy gak pendiem2 banget kok….:)

    Kalo gitu nulisnya kudu lebih banyak lagi Nuy….dirimu kan jago tuh nulis di filosofia dulu? ayo dikembangkan atuh..:)

  4. 4
    Rida 

    Aku pernah ngalamin yg sama wkt SMA. Pas perpisahan terpilih jd ce paling pendiam 😀
    Tapi emg nulis tuh lebih enak ya… rasanya lebih bebas…merdeka…

Leave a Reply » Log in