13 Apr 2007 Aslam’s Birth
 |  Category: My Kids

Friday, Oct 7, 2005, 13.45

Bayiku sudah lahir tanggal 18 September kemarin. Namanya Aslam Nur Hidayat. Lahir pada pukul 17.41 dengan berat 2800 gram, tinggi 50 cm dan lingkar kepala 36 cm. Masya Allah, berat sekali proses kelahirannya. Kurang lebih 4 jam aku merasa mulas dan melinting kesakitan. Sekarang pun, setelah hampir 3 minggu saat-saat yang sangat berat itu kulalui, masih terasa kenyerian dan kesakitan pasca proses persalinan. Untungnya tidak terasa lagi kepedihan karena lecet payudara seperti yang kualami waktu menyusui Alfath dulu. Insya Allah akan kuusahakan semaksimal mungkin untuk menyusui Aslam dengan ASI eksklusif.

Terasa betul beratnya menjadi ibu kalau sedang punya bayi seperti sekarang. Bahkan menulis pun urung kulakukan meskipun sebenarnya sudah sangat ingin sejak kemarin. Jadi merasa takjub dan salut pada ibu-ibu yang beranak banyak. Darimana ya datangnya kekuatan dan kesabaran yang begitu luar biasa untuk mengurus dan melayani kebutuhan anak-anak mereka. Apalagi ibu-ibu yang mengerjakan semuanya sendiri tanpa dibantu orang lain, baik karena pilihannya sendiri maupun karena keadaan yang tidak memungkinkan. Ibu-ibu perkasa itu mampu mengemong anak-anak dengan baik, menjadikan rumah sebagai tempat tinggal yang aman, bersih dan nyaman serta bisa menyenangkan dan memanjakan suami dengan masakan dan pelayanan yang memuaskan. 

Hidup seperti benar-benar diekstraksi kalau sedang dalam keadaan begini. Diperas habis untuk diambil saripati yang penting dan berguna. Waktu yang 24 jam sehari harus diisi dengan serentetan pekerjaan yang mengantri untuk diselesaikan. Selesai pekerjaan yang satu, sudah menunggu pekerjaan yang lain. Bagi  ibuku, bangun pas waktu subuh itu sudah kesiangan kalau punya anak kecil. Tidur siang adalah suatu kemewahan buat seorang ibu. Aku mulai ketularan juga sedikit-sedikit. Paling nggak, sekarang aku merasa sayang banget kalau mau menghabiskan waktu 2 jam di depan TV untuk menyaksikan sebuah film. Rasanya lebih baik tidur dan mengistirahatkan badan yang sudah lelah bekerja seharian. Padahal dulu aku geregetan banget kalau nyetelin CD film bagus buat ibu tapi ibunya malah tidur dan nggak peduli. Mungkin idealnya  tidur malam paling lama cuma 6 jam kali ya. Tidur jam 10 malam dan bangun lagi jam 4 pagi. Kalau sedang enak hati rasanya ringan dan mudah saja ngerjain setumpuk pekerjaan. Tapi kalau sedang datang rasa jenuh atau sedang kehilangan visi dan pemaknaan rasanya stress banget lihat pekerjaan yang seperti tak ada habisnya.

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.
Leave a Reply » Log in