Mas sayang Bunda. Tidak ada yang berubah.
Author Archive
Hati berbunga
Tidak semata
Karena cinta manusia
Kadang terasa lapang
Karena
Kau kosongkan dari
Yang selain Dia
Ada bahagia tak terkata
Mengingat Dia Yang Maha Segala
Sedang diizinkan mencicip
Sedikit cinta makhluk saja
Kau sudah bahagia
Apatah lagi
Mendapat Cinta dari Dia Yang Maha
Allah adalah pemilik hati. Teruslah bermohon pada-Nya saat ada sesuatu yang mengganggu hatimu. Ketenangan dari-Nya kadang muncul segera dan tak terduga.
Saat sedih melanda, tiba-tiba muncul di newsfeed FB ceramah seorang Ustadzah tentang penyesalan istri sholehah yang merasa diri berdosa karena tak menuruti permintaan suaminya untuk berjumpa saat wukuf di Arafah. Tenda mereka terpisah. Sebenarnya tak jauh. Tapi entah kenapa Si Istri merasa suaminya terlalu manja selalu ingin dekat dengannya. Ternyata itu adalah permintaan terakhir suami sebelum berpulang selamanya. Istri merasa pengabdiannya selama 40 tahun bagai sia-sia belaka karena penutupan yang buruk. Ustadzah itu menjawab: itu cara Allah agar dengan rasa bersalahnya itu, Si Istri tak lepas selalu mendoakan suaminya. Pelayanan dan pengabdiannya selama bertahun-tahun kepada suami tidak akan hilang begitu saja pahalanya di sisi Allah.
Aku lalu menarik kisah itu dalam kehidupanku. Sesungguhnya aku mengikuti takdir dan jalan hidup suami karena baktiku sebagai seorang istri. Baktiku kepada suami adalah bukti taatku kepada Allah. Jangan risaukan semua kepedihan dan rasa sakit. Cinta itu perlu pengorbanan dan pembuktian.
Masya Allah, dengan cara pandang demikian seketika kesedihanku luruh. Puji syukurku pada Engkau Wahai Pemilik dan Penguasa Hati hamba-Mu ini.
Apakah hati adalah
Makhluk ajaib?
Yang ketika ia tergores patah hancur
Bisa menjelma utuh kembali?
Sebentar terluka menganga lalu
Pulih tanpa bekas?
Kadang terasa sempit menghimpit
Lalu sejurus lapang terkembang?
Hati memang makhluk ajaib
Ia adalah singgasana-Nya dalam
Diri manusia
Hari Ahad pagi, ketika waktunya berjibaku dengan cucian, pikiran suka sibuk dengan berbagai pikiran. Kadang justru di saat itulah kudapati AHA! Moment yang memberi pencerahan.
Aku berpikir, orang seringkali merasakan kesulitan atau kesusahan karena salah arah dalam memandang. Hal demikian membuat jauh dari rasa syukur padahal banyak keadaan orang lain yang berada jauh di bawahnya. Misal lihat kemewahan artis ini dan itu yang rentan membuat iri, padahal keadaan kita hari ini sudah sangat tercukupi. Misal lihat cerita kehidupan penuh hura-hura kenikmatan dunia yang seperti melupakan agama, lantas merasa diri sudah baik karena sudah sholat 5 waktu, misalnya. Akhirnya standar soal agama menjadi minim sekali karena melihatnya ke bawah.
Jadi nasehatku untuk diriku sendiri: “Jangan salah arah dalam memandang ya. Tujuan dan fokus hidupmu bisa salah bila kau melihat ke arah yang salah.