Allah adalah pemilik hati. Teruslah bermohon pada-Nya saat ada sesuatu yang mengganggu hatimu. Ketenangan dari-Nya kadang muncul segera dan tak terduga.
Saat sedih melanda, tiba-tiba muncul di newsfeed FB ceramah seorang Ustadzah tentang penyesalan istri sholehah yang merasa diri berdosa karena tak menuruti permintaan suaminya untuk berjumpa saat wukuf di Arafah. Tenda mereka terpisah. Sebenarnya tak jauh. Tapi entah kenapa Si Istri merasa suaminya terlalu manja selalu ingin dekat dengannya. Ternyata itu adalah permintaan terakhir suami sebelum berpulang selamanya. Istri merasa pengabdiannya selama 40 tahun bagai sia-sia belaka karena penutupan yang buruk. Ustadzah itu menjawab: itu cara Allah agar dengan rasa bersalahnya itu, Si Istri tak lepas selalu mendoakan suaminya. Pelayanan dan pengabdiannya selama bertahun-tahun kepada suami tidak akan hilang begitu saja pahalanya di sisi Allah.
Aku lalu menarik kisah itu dalam kehidupanku. Sesungguhnya aku mengikuti takdir dan jalan hidup suami karena baktiku sebagai seorang istri. Baktiku kepada suami adalah bukti taatku kepada Allah. Jangan risaukan semua kepedihan dan rasa sakit. Cinta itu perlu pengorbanan dan pembuktian.
Masya Allah, dengan cara pandang demikian seketika kesedihanku luruh. Puji syukurku pada Engkau Wahai Pemilik dan Penguasa Hati hamba-Mu ini.