Warning: Constant DB_COLLATE already defined in /home/u635756005/domains/nurulnoer.com/public_html/wp-config.php on line 75
nurulnoer.com » Uncategorized

Archive for the Category ◊ Uncategorized ◊

06 May 2013 Merasa Tau
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Menemani anak belajar untuk persiapan tes semesteran jadi syok sendiri. Baru sadar kalau selama ini terlalu santai dan menggampangkan soal belajar anak. Selama ini kalau anaknya disuruh belajar: “Nak, belajar!” Anaknya selalu menjawab: “Ga ada PR, Bun.” Tapi memang kalau ada PR dia selalu mengejarku untuk menemaninya mengerjakan PR.

Memang benar anggapan bahwa makin kita belajar maka akan semakin merasa bodoh kita. Karena kita jadi tahu kalau kita tak tahu apa-apa. Melihat seksama pelajaran anak juga begitu. Tadinya tenang-tenang aja mengganggap bahwa: “Ah, he’s doing well in school. Nothing to be worried about…” Eh setelah didalami per materi ternyata banyak yang dasarnya rapuh. Baca Al-Fatihah dan surah masih banyak yang keliru. Padahal hafalan yang keliru makhroj dan tajwidnya pasti akan terbawa sampai dewasa yang makin lama makin susah untuk diperbaiki kekeliruannya.

Tak belajar memang bagaikan berkubang di air yang mampet, cupet. Keruh dan merupakan media yang nyaman bagi segala bibit penyakit kebodohan. Jadi merasa tau, padahal tak tau apa-apa.

04 May 2013 Pelajaran Hari Ini
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Al-Qur’an seringkali tersambung dengan hidup kita dengan cara yang ajaib. Apapun keadaan kita saat ini, rasanya segala pertanyaan terjawab dalam Qur’an. Aku menulis ini karena dapat tiga pelajaran dari tilawahku ba’da Maghrib ini. Ini sama sekali bukan penafsiran, hanya penangkapan maknaku per saat ini, sesuai kondisiku sendiri.

Tadi surah yang kubaca adalah Al-Baqarah 236-252. Ayat 236-37 berisi tentang pemberian mahar bila bercerai dengan istri. Yang klik di ayat 237 adalah potongan ayat: “Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu.”

Jadi ceritanya kemarin itu sempet kesel sama seseorang. Kok dia begini begitu. Tapi kalau dipikir-pikir sekarang ini kok rasanya kebaikannya jauh melebihi keburukan/ kekurangannya. Tidak pantas rasanya kalau aku hanya mengingat buruknya dan melupakan segala kebaikannya.

Lalu ayat 246:
” Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab: “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?”. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.”

How is this aayah connect with me? O yeah, I am master of excuses!! Seperti pemuka-pemuka Bani Israil di ayat ini. Berapa banyak perbuatan baik yang tertunda hanya karena aku mensyaratkan banyak alasan sebelum mengerjakannya. Jangan membayangkan hal yang rumit-rumit ya, aplikasinya sangat membumi sekali sehubungan ‘profesi’ku sebagai homemaker. Semisal harusnya aku membenahi rumah agar rumah yang ‘agak rapi’ ini (haha…penghalusan bahasa-red) menjadi betul-betul rapi. Tapi suka mikir: “Nanti kalo punya rumah sendiri di Jakarta akan kutata rapi betul-betul.” Padahal kan seharusnya ga begitu. Ga usah pikir yang nanti-nanti, urus aja dengan baik apa yang ada di tangan saat ini. Mirip kan sama cerita di atas.

Ayat selanjutnya 247 akhirnya Allah mengangkat Thalut sebagai raja mereka. Eh mereka beralasan lagi: “Kami lebih berhak karena Thalut tidak punya kekayaan yang cukup banyak.” Nah kan, they are truly master of excuses…

Pelajaran ketiga di ayat 249. Thalut keluar membawa tentaranya, dan Allah menguji dengan suatu sungai. Barang siapa di antara mereka yang meminum airnya maka ia bukan pengikut Thalut. Barangsiapa yang tidak meminumnya kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikut Thalut. Akhirnya orang yang meminum menjadi lemah dan berkata: “Tidak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.”

Bagiku ini pelajaran luar biasa tentang keutamaan menahan diri, yang jujur saja, aku masih sering gagal di sini. Misalnya lihat sesuatu yang menarik hati, timbul hasrat untuk memiliki, rasanya masih kepikiran terus kalau belum terpenuhi. Padahal sih tahu dalam hati kalo sesuatu itu adalah semata keinginan, bukan kebutuhan.

Aku ingat betul ada suatu eksperimen di buku Emotional Intelligence- nya Daniel Goleman. Sekelompok anak (umur 4 tahunan kalo ga salah) diuji mengenai hubungan antara kemampuan menahan diri dengan kesuksesan di masa depan. Tesnya simpel saja, anak-anak itu disuruh pilih, mau 1 marshmallow sekarang, atau 2 marshmallow nanti. Ternyata yang memilih menunda keinginan, lebih sukses di masa depan. Entah kenapa, sayangnya, sepertinya bila aku yang diuji, aku akan termasuk anak yang memilih 1 marshmallow sekarang juga.

19 Apr 2013 Senja
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Very enjoying my evening today. Just regular, nothing particular. Urusan makan malam anak-anak sudah kelar sebelum maghrib. Rumah sudah bersih disapu pel. Tinggal menunggu suami pulang dari kantor. Rasanya tuntas sudah tugas hari ini. Aku membayangkan mungkin itu yang akan kurasakan di usia senja –kalau ada umur panjang. Kehidupan berjalan dalam ritme yang melambat. Santai.
Anak-anak sudah sibuk dengan keluarga bentukannya sendiri. Aku sudah tuntas membekali dengan apa yang kumampu, meski mungkin jauh dari sempurna, dan mereka akan berjalan meniti hidupnya sendiri.

Melihat senja hari aku jadi teringat senja di usia manusia. Saat manusia bersiap menuju peraduannya. (Mungkin) sudah kehilangan selera terhadap segala pernak-pernik duniawi. Wajah yang mulai berkerut dengan pandangan yang hanya menuju pada-Nya saja. Siap menjalani takdir kehidupan: “Dicipta, dan kembali kepada Pencipta”.

Serangoon, April 19, 2013, 20.25

18 Apr 2013 Ketika Mengingat-Mu
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Ketika mengingat-Mu, luruh semua keinginan dan egoku.
Ketika mengingat-Mu, kecil mengerdil semua persoalan duniaku.
Ketika mengingat-Mu, malu kuingat betapa tiada amalku.
Ketika mengingat-Mu, sombong kurasa aku mengatur diriku.
Ketika mengingat-Mu, heran diriku kenapa terus lari dari-Mu.

Padahal…
Engkaulah Tuhanku
Engkaulah Penciptaku
Engkaulah Pemeliharaku
Engkaulah Sebaik Tempat Mengadu
Engkaulah Penerima taubat hamba-Mu

Maaf Tuhanku, hamba-Mu yang satu ini memang pengangan dan pemimpi besar, yang tak punya amal tapi berharap sangat pada kemurahan pengampunan-Mu.

Serangoon, April 18, 2013, midnight

23 Jan 2013 Munajat
 |  Category: Uncategorized  | Leave a Comment

Malam ini ingin kuhadapkan wajahku pada-Mu, hingga tak kupedulikan sesiapa lagi. Ingin kuadukan semua pada-Mu, hingga tak keluar keluh kesahku pada selain-Mu. Tuhan…kecil semua masalahku bila kubawa kepada Engkau Yang Maha Tinggi. Dunia menawanku, hingga urusan-urusannya menjelma jadi kerisauanku. Dosa memberatiku, hingga pekatnya menghijabi qalbi singgasana-Mu.

Aku berjalan tanpa tahu arah. Sekedar melangkahkan kaki dengan kerap kali kehilangan bimbingan-Mu. Berjalan dan terus berjalan tanpa tahu apa nilainya di sisi-Mu. Ampuni aku Tuhanku. Semoga dengan rahmat dan karunia-Mu Engkau berkenan menghadiahiku penutupan kehidupan yang baik.