10 May 2007 My Worry
 |  Category: My Kids, Oprah Show

Young Boy Lured in to Porn. Another story in Oprah. Jason Berry, 13 years old, Head of Class, Honorable Student, lured into porrn, started from his own bedroom. Semua ini dimungkinkan dengan sebuah alat yang disebut webcam. For 5 years, his mother didn’t know his real activity in the internet world. Ia awalnya hanyalah bocah lugu yang kesepian yang mencoba mencari teman di dunia maya sebelum akhirya terpedaya oleh kaum pedofil yang cara kerjanya sudah sangat sistematis. Para predator anak itu rela membayar berapapun asal si korban rela menuruti apapun kemauan mereka. It’s all started so simple. Mulanya hanya percakapan ringan, yang beranjak pelan-pelan ke hal-hal yang makin sensual. Diawali hal biasa seperti membuka kaos, and then weeks after he started to take off his pants, strip naked. And then masturbating live in camera. And then coming to Vegas for a week attending the pedophile (I don’t know the spelling for sure) invitation to meet face to face dengan alasan menghadiri konferensi komputer bersama teman-temannya dan ibunya dengan mudah terkecoh begitu saja dengan alasan itu.

What shocking is, setelah ditrace melalui perusahaan kartu kredit yang digunakan untuk mengirim uang ke rekening Justin, terungkap bahwa kaum pedofil ini di dunia nyata adalah orang-orang menduduki posisi terhormat seperti dokter, guru, anggota dewan, dan bahkan pengacara yang  sehari-hari menghadapi anak-anak yang dia wakili haknya. (Ehm, kita memang bisa jadi siapa saja di dunia maya, memakai topeng apapun yang kita suka).

Ibu Justin sendiri bekerja sebagai konsultan untuk anak-anak korban pelecehan seksual. Tapi apa yang diketahuinya dari bidang yang digelutinya, seperti tanda-tanda anak yang mengalami pelecehan seksual, tidak membuatnya ‘ngeh’ selama 5 tahun, bahwa hal serupa- bahkan lebih parah- terjadi pada anaknya sendiri.

Anak-anak memang pandai menyembunyikan sesuatu dari orang tua mereka.  Sebagaimana orangtua lain, ibu Justin juga memasang software pengaman untuk melindungi anaknya mengunjungi situs-situs berbahaya. Tapi katanya: “ By the time they were in 6th grade, kids are a lot smarter than their parents”. Software semacam itu dapat dengan sangat mudah dicrack oleh anak-anak yang pada seusia mereka memang sangat menggilai komputer.

What about me? Tentu ini jadi kekhawatiranku juga sebagai ibu dari 3 putra. Di Indonesia mungkin hanya segelintir orang saja yang mempunyai alat itu. But problems were the same everywhere, meski mungkin mengambil bentuk yang berbeda. Recent news yang kudengar misalnya, 3 video mesum  yang direkam dengan HP beredar di Tegal yang dibintangi oleh pelajar SMP, SMA dan mahasiswa. Dan hampir setiap hari berita semacam itu- yang terjadi di mana-mana sampai ke pelosok Indonesia -ditayangkan tivi yang membuatku sangat eneg dan khawatir dengan masa depan anak-anakku.

Kecerdasan- dan segala hal lainnya- memang bagai 2 sisi mata uang. Di satu sisi bila digunakan untuk hal yang positif, itu bisa menjadi daya dobrak yang luar biasa bagi kemajuan anak, tapi di  sisi lain dapat menjadi elemen perusak bila digunakan secara salah. 

Aku mengkhawatirkan anak-anakku terutama si sulung dengan kecerdasan dan kecenderungan seksnya. Ia cepat mengerti dan mencerna segala hal. Saat ini ia belum mahir membaca. Ketika ia mulai bisa membaca nanti pasti semakin banyak informasi yang dapat diserapnya. Semakin dewasa lagi, ia mulai mahir menggunakan komputer dan mulai menjelajahi dunia internet, for better or for worse. Mungkin beberapa tahun lagi, ia akan jauh lebih pintar dariku dalam hal teknologi, sehingga tidak mungkin bagiku untuk mengontrolnya.

Fasilitas juga bagai 2 sisi mata uang.  Fasilitas yang kumaksud di sini seperti misalnya HP, mobil,  akses internet, uang, dll. Di satu sisi bisa sangat memudahkan anak melakukan kegiatan yang positif  bagi kemajuan dirinya. Di lain sisi bisa mempermudah juga akses untuk berbuat hal-hal yang negatif.  (You can’t go to the dugem’s world if you don’t have enough money!).

Tapi mungkin sebaiknya aku juga tidak perlu terlalu khawatir. Everything is happened by slowly. Time by time. Step by step. Aku mungkin hanya melihat hasil dan bukan proses. Hanya melihat berita dan tidak latar belakang kejadiannya. Mungkin saja orang tua pelaku video mesum di atas adalah orang tua yang kurang perhatian, terlalu memanjakan tanpa membatasi, atau orang tua yang tidak sholat, makan uang korupsi atau bahkan lebih bobrok akhlaknya dari si anak. Well, we don’t know it for sure. Better not to judge.

Kalau ternyata itu dilakukan anak yang orang tuanya  yang baik-baik -atau setidaknya berusaha jadi orang tua yang baik- ya itu musibah atau ujian kali ya untuk si ortu.

* What the hell in this world is happening? 

* Kayaknya aku potensial jadi Marlin-typed parents deh (ini istilahku sendiri lho!). Orang tua yang mirip Marlin ayahnya Nemo yang takut anaknya begini-begitu mencoba hal baru dan karenanya jadi menghalangi anak untuk maju dan menjadi dirinya sendiri. I think I should overcome all my worries. Jadi orang yang optimistic rather than pesimistic. Bener loh, kayaknya belum apa-apa yang terpikir di otakku masalah demi masalah aja. 🙁 

* Well, badai pasti berlalu. Matahari kan bersinar. Nantinya juga hormon remaja yang meletup-letup  itu akan mereda dan anak-anakku menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri melalui pengalaman hidup yang dijalaninya. Toh itu adalah suatu kemestian yang mau tidak mau, tidak bisa tidak, akan mereka lalui untuk menjadi dewasa.

* Banyak alasan untuk khawatir tapi banyak juga alasan untuk tidak khawatir. Manusia makhluk dinamis yang senantiasa bisa belajar dari kesalahannya. Allah Tuhan Maha Penyayang yang selalu menerima taubat hamba-hamba Nya. Kita punya doa sebagai senjata. Aku punya suami yang sabar, penyayang dan cerdas yang mampu menjadi panutan dan ayah yang hebat bagi anak-anaknya. Semoga.J

Sunday, April 8, 2007, 01.53
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

4 Responses

  1. 1
    'tiTIEN' 

    Hwaduh, ngeri ya.. merinding aku.. terus terang aku gak pernah kepikir ke kejadian2 semacam itu, karena anak2ku masih kecil2 kali ya…
    Semoga keluarga qta terhindar dari kejadian2 seperti ini deh.

  2. 2
    'tiTIEN' 

    Hwaduh, ngeri ya.. merinding aku.. terus terang aku gak pernah kepikir ke kejadian2 semacam itu, karena anak2ku masih kecil2 kali ya…
    Semoga keluarga qta terhindar dari kejadian2 seperti ini deh.

  3. 3
    Cici 

    Ya, semoga doa dan amal shalih kita bisa menjadi jembatan perlindungan Allah SWT terhadap anak-anak kita. Amin

  4. 4
    Poppie 

    Kalo membaca berita begini, saya selalu mengatakan jadi ibu jaman sekarang ujiannya makin berat….!! Cuma bisa berdoa aja, dan ingat Allah tidak akan menguji kita diluar kemampuan kita. Mohon dilindungi selalu dalam hidup ini dan ditunjukkan jalan yang diridhoinya dalam mendidik anak2 kita……

Leave a Reply » Log in