Warning!! You won’t find a single recipe despite of the title above 😀
Ibu-ibu umumnya doyan masak, but I guess I am not included one of them. Bukannya aku ga pernah masak loh, tiap hari sih masak, tapi selalu yang standar, never a sophisticated one. Bagiku suatu kepuasan luar biasa bila masakanku -yang standar itu- ludes habis disantap suami dan anak-anakku.
Kalo bikin kue? Jangan ditanya….kepikiran aja nggak. Pernah sekali sih buat kaastengel Lebaran beberapa tahun lalu, lumayan sukses (at least eatable, haha :D) tapi males ah kalo disuruh buat lagi. Kayaknya bukan walayahku di bidang masak-memasak ini. Kalo orang bilang masak itu mudah, gampang dipelajari, tinggal contek resep yang di mana-mana juga ada…but to me, it’s just like telling a bird how to swim (berlebihan ya..tapi itu analogi yang saat ini kepikiran :D). It’s hard and never enjoyable.
Orang bilang makan kue bikinan sendiri membawa kepuasan tersendiri, mungkin bener ya bagi pecinta kreasi kuliner (maksudnya yang suka masak, tidak sekedar penikmat -red) tapi itu ga berlaku tuh buatku. I prefer going to the nearest supermarket to buy some doughnuts or cookies rather than baking it myself. Playing with flour, sugar, and eggs is not my favorite, I can tell you.
Kesukaan memasak ga berbanding lurus dengan peralatan masak canggih yang kita punya. Terus terang aku ga ngerasa my cooking will improve much even if I have microwave oven, food processor or high-pressured pan. It’s not about all of those appliances, but it’s about the passion within myself. Punya wajan yang diiklananin sama Jeng Happy Salma aja masih kurang diberdayakan tuh…hehe.
But honestly, I never felt less despite of this. Bagiku tiap orang emang beda-beda sih. Aku punya kekurangan di sini, tapi aku pasti punya kelebihan di hal lain. Aku ga suka di bidang ini, tapi aku pasti punya kesukaan di hal lain. Mudah-mudahan ini bukan excuse untuk ga belajar lebih jauh di bidang masak-memasak ini ya. But hey, Kalo ga ada orang kayak gw gini, ntar toko kue ga laku donk! Qiqi…more excuse 😀