Archive for the Category ◊ Serba-serbi ◊

14 May 2009 Penurunan IQ Ibu, Benarkah?
 |  Category: Serba-serbi  | Leave a Comment

Entah pernah kubaca di mana, tapi katanya, berdasarkan riset, ibu yang tengah hamil atau baru melahirkan kerap mengalami penurunan IQ beberapa point untuk sementara waktu. Entah karena pengaruh hormon, atau karena pengaruh psikologis dalam menghadapi situasi dan kondisi yang sama sekali baru dengan kehadiran sang bayi.

Entah benar, atau tidak, yang jelas aku juga pernah mengalami saat-saat krisis itu. Pada saat anak keduaku berusia kurang lebih 3 bulan, aku sempat merasa seperti orang linglung yang asing dengan keberadaanku sendiri. Merasa bagai hidup di negeri antah-berantah, feeling disconnect dengan kehidupanku bagai mengawang-awang dan tidak menapak di bumi. Merasa bodoh, agak pikun dan lebih cepat lupa. Apakah ini termasuk gejala penurunan kecerdasan atau gejala baby-blues syndrome saja?

Suatu kali kami sekeluarga menjenguk teman yang baru saja melahirkan. Sang ibu yang kutahu seorang yang sangat cerdas mengatakan bahwa ia terlupa hari dan tanggal dan hanya ‘ngeh’ dengan jam karena berkaitan dengan jadwal menyusui bayinya.

Entahlah, mungkin saja berlebihan bila dikatakan itu adalah salah satu contoh dari penurunan kecerdasan sementara seorang ibu. Mungkin itu hanya dikarenakan ia ‘tenggelam’ dalam dunia barunya yaitu sang bayi yang memerlukan perhatian penuh yang menyita hampir seluruh waktu sang ibu. Mengubah ritme kehidupan menjadi sama sekali baru.

Kalau memang benar ada penurunan kecerdasan secara temporer itu, maka pastilah ada aspek yang meningkat di sisi lain. Naluri keibuan, kesabaran, kepekaan dan perasaan kasih sayang pasti makin meningkat dan terasah dengan hadirnya sang buah hati.

But the good news is, itu semua hanya bersifat temporer. Selang beberapa waktu kemudian, semua akan kembali normal. Tentu saja, bukankah menjadi seorang ibu itu memang harus cerdas?

26 Apr 2009 Tanpa Asisten
 |  Category: My Family, Serba-serbi  | 4 Comments

Tak terasa, sudah hampir 2 minggu sejak aku ‘kehilangan’ PRT ku yang sejak 2 tahun lebih ini menjadi bagian keluarga kami. Mulanya aku cukup shock dengan kepergiannya yang sangat mendadak, yang bahkan tidak kuduga 1 jam sebelumnya. Tiba-tiba she got all her things packed, ready to go. Maka kemudian aku tertatih menyesuaikan diri lagi.

Along the way, sampai saat ini, sudah 2 orang datang menawarkan diri untuk membantuku setengah hari tanpa menginap. Yang satu menawarkan untuk bekerja kira-kira 2-3 jam sampai pekerjaan seperti mencuci, menyetrika, dan beres-beres selesai. Sedangkan yang satu lagi, yang baru malam tadi datang kepadaku, menawarkan setengah hari penuh dari siang sampai sore hari. Hmm…tawaran yang menarik. Suprisingly, ketika penawaran itu datang, aku justru ragu dan mempertanyakan diri lagi apakah aku benar-benar telah sangat membutuhkan jasa mereka. Sejauh ini aku merasa masih cukup enjoy dengan kesendirianku. Anak bungsuku sudah cukup besar (26 bulan), sehingga sudah bisa kutinggal bermain sendiri bersama abangnya, sementara aku mengerjakan pekerjaan rumah. Yang masih merepotkan hanya masalah BAB dan BAK yang masih suka sembarangan. Aku sering menaturnya setidaknya sejam sekali. Tapi ketika tiba ‘hari-hari hujan’ alias hari di mana dia sering sekali BAK dan aku mulai merasa stress ketika berualang kali harus membersihkannya, aku menyiasatinya dengan memakaikannya pospak. Sesekali saja.

Ada masanya ketika aku mudah sekali stress ketika tak ada bantuan asisten sama sekali. Seingatku mungkin pada saat anak keduaku masih berusia beberapa bulan. Rasanya seperti dalam keadaan ‘red alert’ setiap saat. Sangat susah untuk sejenak merasa santai tanpa dikejar-kejar pekerjaan rumah yang menyusul satu setelah yang lain. Seingatku aku tak bisa tidur nyenyak sebelum semua pekerjaan beres. Dan itu artinya mugkin saja aku masih memaksakan diri untuk menyetrika pada jam 11 atau 12 malam, ketika sebenarnya badan sudah remuk redam.

But I take it more easy now. Aku menyempatkan diri untuk istirahat siang hari manakala memang merasa butuh untuk istirahat. Masa bodolah dengan pekerjaan yang segunung dan rumah yang berantakan bak kapal pecah. Toh ketika badan ini sudah segar setelah istirahat, semua insya Allah akan kuselesaikan juga dengan cepat, efektif dan efisien. Anak-anakku juga selamat dari omelanku yang rentan keluar terutama ketika badan sudah capek. Dan sekarang, aku bisa tidur malam dengan nyenyak bahkan ketika masih banyak piring kotor tergeletak in my kitchen sink, atau banyak baju kusut di bak setrika. Meskipun kadang-kadang akan kuselesaikan juga setelah bangun tidur jam 2 atau jam 3 dini hari. Dengan catatan kalau memang mata ini bisa terbuka dan sedang tidak merasa malas. By the way, aku memang pasti terbangun setiap malam rata-rata setiap 1- 1,5 jam sekali untuk membuat susu untuk bungsuku yang semalaman bisa minum sampai 8 botol. And guess what, seseorang memang bisa be pushed to the limit ketika dalam keadaan terdesak. Dulu, aku selalu melaundry bed coverku. Sekarang hitung punya hitung sudah 4 kali aku mencucinya sendiri. Literally by my own hand, karena memang mesin cuciku tengah rusak. Meski secara simpel saja yaitu dengan merendamnya dengan pewangi. Karena tidak terlalu kotor, hanya terkena sedikit rembesan pipis dari diapers Halim yang sudah kepenuhan.

Well, sampai saat ini, setidaknya sampai hamilku belum besar, insya Allah aku masih sanggup bekerja sendiri. Masa’ sih punya 3 anak aja ga bisa, sedangkan nenekku yang beranak 13 saja bisa.

By the way, aku masih sempat buka facebook dan YM sesekali kok sebagai pelepas lelah. Just enjoy…

Sunday, April 26, 2009, 02.59

07 Apr 2009 NOVA, Bu Rieny, dan Konsultasi Psikologi
 |  Category: Oprah Show, Serba-serbi  | 10 Comments

Siapa bilang wanita tak butuh berita? Itulah tag line dari tabloid wanita mingguan NOVA. Seingatku sejak SD aku sudah mulai akrab dengan tabloid ini. Aku suka nimbrung membacanya kalau kebetulan ibu membelinya. Ibu memang tidak berlangganan secara khusus.

Rubrik yang kusuka dari dulu sampai sekarang adalah Rubrik Psikologi asuhan Dra. Rieny Hassan. Walaupun dulu aku masih anak-anak, tapi aku sudah cukup mengerti persoalan yang dibahas dan sangat menikmati pula cara Bu Rieny memaparkan solusi atas permasalahan yang diajukan. Ulasannya begitu pas dan mengena. Sangat mencerahkan.

Setelah menikah kini, aku sesekali saja suka membeli NOVA. Karena terus terang aku agak kecewa dengan tampilan NOVA sekarang. Terlalu banyak iklan. Dalam hal berita dan peristiwa juga menurutku agak basi dan ketinggalan dibanding yang lain. Yang lebih mengecewakan lagi adalah bila, setelah membelinya, aku baru tahu bahwa pada edisi kali itu tidak ada rubrik Tanya Jawab Psikologi favoritku.

Sekarang kekecewaanku terobati karena aku tinggal meng-klik www.tabloidnova.com untuk mengakses tulisan-tulisan Bu Rieny. Gratis dan praktis 🙂

Beberapa hari lalu aku puas membaca beberapa problema keluarga dan rumah tangga yang ada di NOVA online. Rupanya begitu beragam masalah yang dihadapi orang-orang dalam kehidupan mereka. Ada yang kewalahan dengan sikap suami yang keras dan pelit, ada yang mengalami ketidakcocokan dengan ipar dan mertua, ada pula masalah remaja yang hamil di luar nikah, sampai masalah mereka yang terjebak dalam drama perselingkuhan. Tampaknya setiap keluarga pasti memiliki masalahnya sendiri-sendiri. Meski dengan berbagai tingkatan intensitas, dari ringan sampai berat. We never know what happen behind the closed door. Begitu kata-kata yang sering disitir Oprah.

Banyak keluarga yang dari luar kelihatan sangat bahagia dan baik-baik saja, namun nyatanya menyimpan segudang permasalahan yang teramat pelik. Yaa…namanya hidup, masalah tentu niscaya ada. Yang sangat disayangkan adalah bila masalah itu timbul dari sikap kita yang salah dan menyimpang.

Misalnya masalah anak atau orang tua yang mengidap penyakit tertentu. Kita bisa bilang bahwa masalah itu datang dari-Nya sebagai ujian dan cobaan untuk kita. Tapi bila ada anak remaja yang hamil di luar nikah, atau rumah tangga yang berantakan karena tragedi perselingkuhan, maka bisa dibilang bahwa itu masalah yang dicari sendiri atau diada-adakan. Kalau kita menjalani hidup dengan lurus-lurus saja, niscaya malapetaka itu bisa terhindarkan atau diminimalisir.

Mungkin sekali dua kali kita tergoda untuk menyimpang, tapi mudah-mudahan kita selalu ingat bahwa keluarga adalah yang utama.

Kembali ke masalah konsultasi psikologi. Sepertinya itu bukan hal yang aneh lagi di Barat (US) sana. Bahkan mungkin sudah termasuk ke dalam kebutuhan pokok. Seiring dengan tekanan hidup yang makin tinggi, stress yang dialami juga makin meningkat. Lantas orang butuh pelepasan untuk menyalurkan perasaannya, orang butuh orang lain yang bersedia untuk mendengarkan segala masalahnya. Bila tidak ada yang sukarela mau mendengar, maka terpaksa harus membayar jasa konsultan psikolog secara professional. Seingatku Oprah pernah bilang kata-kata yang intinya begini: “Alasan aku tidak membutuhkan untuk pergi ke psikolog adalah karena hampir tiap malam aku menceritakan semuanya kepada Gayle…” Gayle King is her best friend. Jadi, tiap orang pasti butuh seseorang atau sesuatu (misalnya hobi) untuk menyalurkan perasaannya.

Kalau di Indonesia, sepertinya masih agak jarang ada orang yang mau mendatangi jasa psikolog. Alasannya adalah karena orang masih susah dengan basic needs, boro-boro memenuhi kebutuhan psikologis seperti itu yang mana termasuk next level of needs. Alasan lainnya, masih ada anggapan bahwa yang mendatangi psikolog hanyalah mereka yang punya masalah serius atau sakit jiwa.(*Padahal pada hakikatnya, bukankah kita semua ini adalah orang yang jiwanya masih sakit?*)
Kadang memang, kalau mengadu pada orang yang tidak tepat, bukannya masalah terselesaikan dengan baik, malah justru aib diri tersebar kemana-mana. Lagipun memang, ada orang-orang tertentu yang masukannya sangat pas dan enak didengar, sebaliknya banyak pula orang yang sebaiknya tidak kita mintai pendapat. (*Lagi-lagi berkaitan dengan bakat diri*). Dan Bu Rieny menurutku adalah orang yang sangat mumpuni di bidang itu. Mungkin banyak orang bergelar Psikolog, tapi tidak banyak yang masukannya sangat mencerahkan. Seperti yang kudapat setiap membaca solusi dari Bu Rieny.

Maaf bila tulisan ini tidak fokus dan melebar kemana-mana. It’s been soooo long since I done my last writing. 🙂

02 Apr 2009 Malik bin Dinar
 |  Category: Refleksi, Serba-serbi  | Leave a Comment

Pergaulilah dunia sebagaimana Malik bin Dinar mempergaulinya:

Aku membagi dunia ini menjadi dua bagian: Apa yang memang untukku dan apa yang bukan untukku.

Yang kudapat adalah yang memang jadi milikku. Tak akan lepas dariku walaupun seisi dunia menolaknya.

Yang luput dariku adalah memang yang bukan milikku. Takkan kudapat walau seisi dunia mengusahakannya.

22 Jan 2009 Awas Mitos Selingkuh!
 |  Category: Serba-serbi  | Leave a Comment

Setiap buka internet explorer. Pasti otomatis kebuka www.yahoo.com. Iseng-iseng kubuka salah satu link tentang dating tips. Tapi yang ini bukan exactly tentang dating, tapi topic mengenai affairs alias selingkuh bahasa populernya. Mmm…menarik juga,ngasih insight baru. Yang mau lihat silakan intip di: http://dating.personals.yahoo.com/singles/relationships/24187/dating-101-everything-you-know-about-affairs-is-wrong. Gw terjemahin bebas ya buat yang males baca Inggrisnya.

“Sekali pengkhianat tetap pengkhianat…” (Apa bahasa yang enak untuk menyebut ‘cheater’? Penipu? Peselingkuh? Kok masih agak ganjil kedengarannya)

“Orang berselingkuh ketika mereka tidak bahagia di rumah.”

“Jika pasanganmu berselingkuh, kau pasti akan mengetahuinya.”

Itu anggapan yang umum terjadi, dan itu terasa menetramkan, dengan caranya yang aneh. Tapi anggapan itu semuanya salah, kata para ahli yang mempelajari tentang ketidak setiaan (infidelity). Mempercayai mitos ini berbahaya, karena mempengaruhi cara kita mencegah, melacak, dan pulih dari luka perselingkuhan (ya, pulih -bertentangan dengan anggapan umum- selingkuh tidak harus selalu menghancurkan suatu hubungan). Kami mengungkap riset mutakhir supaya Anda bisa melindungi hubungan anda berdasar fakta-fakta tersebut. more…