22 Jun 2008 Memulai dengan Sederhana
 |  Category: My Husband, My Marriage, My Self

Di usia matang begini, hampir semua teman sebayaku telah menikah. Mungkin hanya satu dua saja yang belum menuntaskan masa lajang. Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan, tapi mungkin yang terutama adalah belum menemukan pasangan yang pas untuk dijadikan teman seumur hidup. Aku mengerti akan hal ini dan sangat sepakat bahwa kita jangan sekali-kali memaksakan menikah dengan seseorang yang belum sreg di hati hanya karena desakan umur. Salah memilih pasangan itu berujung penyesalan seumur hidup. Tapi bagi yang sudah menemukan pasangan hati, kenapa takut untuk menyegerakan pernikahan? Ada yang khawatir tidak dapat menafkahi keluarga dengan layak nantinya, ada pula yang dipusingkan dengan masalah yang lebih dekat yaitu penyelenggaraan pernikahan itu sendiri.

Aku kadang merasa beruntung memulai semua ini lebih awal. Saat belum punya apa-apa. Saat belum jadi apa-apa. Sehingga tidak punya gengsi yang harus dijaga karena memang tidak ada yang layak disombongkan. Kami menikah ala mahasiswa. Karena pionir, maka tidak ada benchmarkingnya. Kami masih kere tapi ya teman-teman juga ga kalah kere 😀 Malah kuingat ada yang memberi ucapan begini kira-kira: "Sorry Noer, di dompet gue cuma ada duit segini-gininya, lumayan buat beli garem kan?" Hihi…hayo siapa yang ngerasa dulu nulis gini, kartu ucapannya masih gw simpen loh…*Emang cukup kok buat beli garem berkilo-kilo… :)) *

Coba bandingkan dengan teman-teman yang nikah setelah kerjaan pada mapan semua. Pasti lebih banyak hal yang jadi pertimbangan kan? Kalo yang levelnya high standard pasti ga sreg dan ga cukup PD kalo ngadain pesta resepsi di rumah aja. Paling nggak nyewa gedung. Alhamdulillah kalo ortu orang berpunya, kalo nggak kan mesti nabung dulu tuh dari hasil kerja keras sendiri. Bisa makan waktu bertahun-tahun sampai akhirnya tabungan mencukupi buat biaya nikah.

Menurutku ada dua sudut pandang berkenaan masalah ini. Ada yang mikirnya gini: "Ah, acaranya sederhana aja. Toh resepsi itu cuma acara sehari. Mending uangnya ditabung untuk kebutuhan setelah menikah." Tapi ada juga yang memandang sebaliknya: " Ah, menikah itu kan sekali seumur hidup ya harus abis-abisan donk sampai puoollll…" Again, it’s OK kalo memang kemampuannya ada. Yang repot kalo harus memaksakan diri apalagi sampe minjem kanan kiri. Kalo istilahnya orang Betawi Setu Babakan: "Biar Tekor Asal Kesohor". Kalo perlu nanggep dangdut 3 hari 3 malem. Haha…

Namanya manusia, pasti punya hasrat untuk menilai dan membanding-bandingkan. Kalo yang mindsetnya people oriented bukan Allah oriented pasti gede gengsinya dan mau serba paling  sendiri: pokoknya ‘paling wah’, ‘paling hebat’, ‘paling meriah’. Syukur-syukur kalo pernikahannya awet langgeng. Kalo cuma seumur jagung…? Wah, sayang betul…Betul-betul sayang…

Jadi buat teman-temanku yang belum atau akan menikah, jangan ditunda-tunda yah, hanya karena pusing masalah pestanya. Insya Allah kesederhanaan acara tidak mengurangi berkahnya.

I’d like to end this topic dengan ucapan penuh hikmah Baginda Nabi SAW kepada Ali ra:" Hai Ali, ada tiga perkara yang jangan kamu tunda-tunda pelaksanaannnya, yaitu sholat apabila tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda) bila telah menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya." (HR.Ahmad)

Dalam hadits lain:"Sebaik-baik wanita adalah yang paling ringan mas kawinnya." (HR. Athabrany)

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

3 Responses

  1. BEtul,Nurul,aku juga punya beberapa teman yang belum juga melangkah ke gerbang pernikahan.Banyak alasannya….
    Aku juga bersyukur ketemu udanya pas kuliah,istilah kata,kalo dah kerja masih lom nambat kemana-mana,kandidatnya kan semakin sulit toh?hehehe…Bersyukur menikah pada usia dan waktu yang tepat,alhamdulillah….

  2. 2
    Poppie 

    Masih ada satu anak saya yang belum menikah dan sudah 31 tahun. Saya perlukan bertemu dia paling tidak setahun 2 kali, artinya saya datang ke tempatnya atau dia cuti ke rumah saya…. Padahal anak bungsu saya ini paling dekat dengan alm. ayahnya…..

  3. 3
    ess 

    Jodoh itu misteri ya, ada yang ingiiin banget tapi gak ketemu2, ada yang udah ngantri dianya malah ingin karir dulu atau apa dulu… sampai udah keenakan terus cowok2 ngelirik yang lebih muda… 🙁

Leave a Reply » Log in