25 Jun 2007 Miris
 |  Category: Serba-serbi

Friday, December 1, 2006, 18.54

Aku pernah bersamanya suatu waktu pada masa kecilku. Tapi kabar terakhir yang kudengar tentangnya tragis. Menikah dua kali dengan pria yang keduanya kasar: buruk perangai dan ringan tangan hingga kerap membuat biru lebam wajahnya. Wajar, ia mendapatkannya sembarang di pinggir jalan. Dengan dalih kebebasan gairah muda.

Aku menikahi seorang yang sangat istimewa. One of a million I called it. Tak pernah berkata kasar apalagi merendahkan dan meremehkan.

Apakah nasib bisa dipilih?

You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

3 Responses

  1. 1
    'tiTIEN' 

    Waktu berhubungan dengan laki2 sebelum Bas – pake perasaan pool! jadi aku gak mo konyol lagi waktu memilih pasangan setelah gagal, ‘mikir’nya pake otak, sedikit aja pake perasaan, berniat yang baik, berharap diridhoi Allah…

  2. 2
    'tiTIEN' 

    Waktu berhubungan dengan laki2 sebelum Bas – pake perasaan pool! jadi aku gak mo konyol lagi waktu memilih pasangan setelah gagal, ‘mikir’nya pake otak, sedikit aja pake perasaan, berniat yang baik, berharap diridhoi Allah…

  3. 3
    widiati 

    sebelum memutuskan menerima lelaki yang gw nikahin sekarang, gw selalu berdoa..”ya ALLAh…kalo memang dia yang terbaik untukku menurutMu maka mudahkanlah jalan kami menuju pernikahan, apabila bukan dia orangnya berilah hamba gantinya yang jauh lebih baik darinya menurut Mu”. dan Alhamdulillah dia adalah suami yang baik dengan segala ketidak sempurnaanya.

Leave a Reply » Log in